HASIL-HASIL
KERAJAANPADA MASA KERAJAAN KUTAI
A. Kerajaan
Kutai
Kerajaan
Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri ini
berdiri padatahun 400 Masehi. Raja pertamanya adalah Kudungga, kemudian
digantikan oleh Aswawarman. Raja Kutai yang terkenal adalah Mulawarman.
Mulawarman memuja Dewa Syiwa, maka ia beragama Hindu. Peninggalan Kerajaan
Kutai adalah Prasasti Kutai yang terdapat pada tiang batu yang disebut yupa yang ditemukan dialiran sungai
Mahakam, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan
bahasa Sanskerta. Prasasti tersebut menceritakan tentang Raja Mulawarmanyang
baik budi. Pada masa pemerinthannya rakyat hidup sejahtera dan makmur. Prasasti
ini dibuat untuk memperingati Raja Mulawarman yang telah menghadiahkan 20.000 ekor
sapi pada Brahmana. Selain itu, peninggalan sejarah dari Kutai yang lain adalah
arca-arca yang terbuat dari perunggu dan emas.
|
1. Ketopong Sultan Kutai
Ketopong atau mahkota Sultan Kutai ini terbuat dari emas dengan berat hampir 2 kg. Saat ini, Ketopong Sultan Kutai disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Ketopong atau mahkota Sultan Kutai ini terbuat dari emas dengan berat hampir 2 kg. Saat ini, Ketopong Sultan Kutai disimpan di Museum Nasional Jakarta.
2. Pedang Sultan Kutai
Pedang Kerajaan Kutai
ini terbuat dari emas padat. Pada gagang pedang terukir seekor harimau yang
sedang siap menerkam, sementara pada ujung sarung pedang dihiasi dengan seekor
buaya. Pedang Sultan Kutai ini dapat dilihat di Museum Nasional, Jakarta.
3.KalungCiwa
|
Kalung
yang terbuat dari emas ini diketemukan oleh penduduk di sekitar Danau Lipan, Kecamatan
Muara Kaman pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman (1850-1899).
Oleh penduduk kalung ini diserahkan kepada Sultan, yang kemudian dijadikan
perhiasan kerajaan dan digunakan Sultan pada waktu diadakan pesta adat Erau
dalam rangka ulang tahun penobatan Sultan sebagai Sultan Kutai Kartanegara Ing
Martadipura.
|
3.
KalungUncal
Kalung Uncal yang merupakan atribut dari Kerajaan Kutai Martadipura (Mulawarman) ini digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara setelah Kerajaan Kutai Martadipura berhasil ditaklukkan dan dipersatukan dengan Kerajaan Kutai Kartanegara. Terbuat dari emas 18 karat dengan berat 170 gram. Kalung ini dihiasi dengan relief cerita Ramayana.
Menurut sejarah, kalung Uncal tersebut kemungkinan berasal dari India. Dalam bahasa India kalung ini disebut Unchele dan di dunia ini hanya terdapat 2 buah atau satu pasang, yakni sebuah untuk pria dan sebuahnya lagi untuk wanita.
Kalung Uncal yang saat ini ada di India hanya sebuah saja. Menurut keterangan salah seorang duta India yang berkunjung ke Tenggarong pada tahun 1954, kalung Uncal yang ada di Kutai ini sama bentuk, rupa dan ukurannya dengan kalung Unchele yang ada di India. Sehingga, ada kemungkinan bahwa Raja Mulawarman Nala Dewa merupakan salah seorang keturunan dari Raja-Raja India di masa silam dan membawa kalung Uncal tersebut ke daerah Kutai ini.
Kalung Uncal yang merupakan atribut dari Kerajaan Kutai Martadipura (Mulawarman) ini digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara setelah Kerajaan Kutai Martadipura berhasil ditaklukkan dan dipersatukan dengan Kerajaan Kutai Kartanegara. Terbuat dari emas 18 karat dengan berat 170 gram. Kalung ini dihiasi dengan relief cerita Ramayana.
Menurut sejarah, kalung Uncal tersebut kemungkinan berasal dari India. Dalam bahasa India kalung ini disebut Unchele dan di dunia ini hanya terdapat 2 buah atau satu pasang, yakni sebuah untuk pria dan sebuahnya lagi untuk wanita.
Kalung Uncal yang saat ini ada di India hanya sebuah saja. Menurut keterangan salah seorang duta India yang berkunjung ke Tenggarong pada tahun 1954, kalung Uncal yang ada di Kutai ini sama bentuk, rupa dan ukurannya dengan kalung Unchele yang ada di India. Sehingga, ada kemungkinan bahwa Raja Mulawarman Nala Dewa merupakan salah seorang keturunan dari Raja-Raja India di masa silam dan membawa kalung Uncal tersebut ke daerah Kutai ini.
4. Kura-KuraMas
Menurut riwayat, datanglah ke pusat Kerajaan Mulawarman beberapa rombongan perahu dari negeri Cina yang dipimpin oleh seorang Pangeran yang ingin meminang salah seorang Putri Raja yang bernama Aji Bidara Putih. Setelah lamaran diterima, sang Pangeran mengantarkan barang-barang pertanda kesungguhannya untuk memperistri sang putri berupa perhiasan dari emas dan intan, termasuk diantaranya adalah Kura-Kura Mas tersebut.
Menurut riwayat, datanglah ke pusat Kerajaan Mulawarman beberapa rombongan perahu dari negeri Cina yang dipimpin oleh seorang Pangeran yang ingin meminang salah seorang Putri Raja yang bernama Aji Bidara Putih. Setelah lamaran diterima, sang Pangeran mengantarkan barang-barang pertanda kesungguhannya untuk memperistri sang putri berupa perhiasan dari emas dan intan, termasuk diantaranya adalah Kura-Kura Mas tersebut.
5.
Tali
Juwita
Tali juwita adalah simbul dari sungai Mahakam yang mempunyai 7 buah muara sungai dan 3 buah anak sungai (sungai Kelinjau, Belayan dan Kedang Pahu). Tali Juwita ini terbuat dari benang yang banyaknya 3x7 helai, kemudian dikuningi dengan kunyit untuk dipakai dalam upacara adat Bepelas.
Tali juwita adalah simbul dari sungai Mahakam yang mempunyai 7 buah muara sungai dan 3 buah anak sungai (sungai Kelinjau, Belayan dan Kedang Pahu). Tali Juwita ini terbuat dari benang yang banyaknya 3x7 helai, kemudian dikuningi dengan kunyit untuk dipakai dalam upacara adat Bepelas.
6.
Keris
Bukit Kang
Keris ini adalah tusuk konde dari Aji Putri Karang Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti. Menurut legenda Kutai, bayi perempuan yang kemudian diberi nama Aji Putri Karang Melenu ini ditemukan dalam sebuah gong bersama-sama dengan Keris Bukit Kang dan sebuah telur ayam. Gong ini terletak pada sebuah balai dari bambu kuning. Balai tersebut terletak diatas tanduk seekor binatang aneh yang disebut Lembu Swana yang muncul di perairan Kutai Lama.
Keris ini adalah tusuk konde dari Aji Putri Karang Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama yakni Aji Batara Agung Dewa Sakti. Menurut legenda Kutai, bayi perempuan yang kemudian diberi nama Aji Putri Karang Melenu ini ditemukan dalam sebuah gong bersama-sama dengan Keris Bukit Kang dan sebuah telur ayam. Gong ini terletak pada sebuah balai dari bambu kuning. Balai tersebut terletak diatas tanduk seekor binatang aneh yang disebut Lembu Swana yang muncul di perairan Kutai Lama.
0 comments: